Senin, 23 Mei 2011

Bobotoh Kecewa Kongres PSSI Ricuh

Bobotoh Persib Bandung mengaku sangat kecewa jika Indonesia terkena sanksi dari FIFA, hanya karena Kongres PSSI yang berjalan kisruh. Untuk itu, bobotoh meminta agar para pemangku kepentingan bisa duduk bersama untuk menghindari sanksi FIFA.

"Sebagai pendukung sepak bola, kami hanya meminta agar mereka bisa duduk bersama dan menyelesaikan masalah itu dengan baik. Sehingga sanksi FIFA bisa dihindari," ujar pentolan Viking Persib Fans Club, Rudi Boseng di sela-sela menyaksikan laga Persebaya 1927 kontra Batavia Union di Stadion Siliwangi, Minggu (22/5).

Boseng mengaku malu melihat tingkah laku para peserta Kongres PSSI yang digelar di Hotel Sultan, Jumat (20/5) lalu. Sebagian dari mereka selalu mendengungkan agar para suporter sepak bola bersikap tertib saat mendukung timnya. Namun mereka sendiri mempertontonkan sikap yang kurang sportif kepada masyarakat.

"Seharusnya mereka bisa menahan diri. Masih ada kepentingan yang lebih besar dibandingkan kepentingan kelompok. Timnas Indonesia sebentar lagi akan turun di SEA Games 2011. Sangat rugi jika sampai Indonesia dilarang untuk bermain," tegasnya.

Oleh karenanya, para pemiliki suara, lanjut Boseng, harus berupaya agar bisa menyelesaikan masalah tersebut dan bisa meyakinkan FIFA agar tidak memberikan sanksi kepada Indonesia.

Hal senada dilontarkan Sekretaris Jenderal Bomber, Asep Abdul. "Akan banyak kerugian jika Indonesia sampai terkena sanksi FIFA. Oleh karenanya, mereka harus bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera. Mereka harus duduk bersama demi kepentingan nasional," katanya.

Diungkapkan Asep, pada kongres lalu tampak kepentingan kelompok yang lebih didahulukan. Padahal kongres tersebut seharusnya menjadi bagian dari perubahan agar PSSI bisa lebih baik lagi.

Seharusnya, lanjut Asep, para pemilik suara bisa menyatukan visi misinya agar sepak bola Indonesia bisa lebih maju dan bukan sebaliknya. "Pemerintah memang harus turun tangan dalam kasus ini. Minimal bisa menengahi di antara berbagai kepentingan. Sehingga Indonesia tidak terkena sanksi," tukasnya.

Source: Galamedia


Komentar: 34

dendimahali23 May 2011
Ngantosan naon deui atuh konsorsium..?! Sok ah, diantos keputusan mecat Umuh janten manajer+direktur..

flontos23 May 2011
Anggota K 78 teu ngarti kana Organisasi jeung teu boga etika. Untung nu Mimpin Kongres pak Agum Gumelar anu boga Kasabaran jeng Intelek Luar biasa. Coba lamun aki dewek nu mimpin kongres di tunjuk2 jeung di hina hareupeun utusan FIFA meuereun geus di katepel tah Kumis Umuh...

akangtea23 May 2011
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tawaran menggiurkan dilontarkan kepada pemilik suara di Kongres PSSI yang tergabung dalam Kelompok 78. Apabila George Toisuta dan Arifin Panigoro terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, para Pengurus Provinsi (Pengprov) akan mendapat kucuran dana sebesar Rp 1 miliar.

cingcau23 May 2011
aduh AP + GT cobi nyarios geura ulah noComen wae ari d taros wartawan teh,,,AP tong sombong atuh ari seur artos teh + om GT punya pangkat tapi kalau PSSI kena sangsi FIFA apa mau tanggung jawab....?

ciput_heri23 May 2011
ges lah tong aya maen bola d indonesia mah...!!
pengurus na oge kisruh wae......??


Stoner-de Puniet Sudah Saling Memaafkan
Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Senin, 16 Mei 2011 | 11:39 WIB
Dibaca: 13571
|
Share:
AFP/DAMIEN MEYER Pebalap Repsol Honda, Casey Stoner, memenangi GP Perancis, Minggu (15/5/11).

LE MANS, Kompas.com - Randy de Puniet dan Casey Stoner sudah saling bertukar maaf dan sepakat untuk melupakan kejadian buruk saat "warm-up" di Sirkuit Le Mans, Perancis, Minggu (15/5/11). Mereka tak ingin memperpanjang "permusuhan".

Saya minta maaf dan meskipun reaksinya tidak terlalu bagus, bagi saya semuanya sudah berlalu dan saya tidak ada apa-apa dengan dia
-- Randy de Puniet

Stoner sempat membuat de Puniet keluar lintasan setelah pebalap Pramac Ducati itu bergerak masuk ke jalurnya. Padahal, kecepatan de Puniet saat sesi pemanasan yang berlangsung Minggu pagi itu, lebih lambat dari Stoner. Akibat insiden tersebut, direksi balapan menjatuhkan denda sebesar 5.000 euro kepada Stoner, sebagai bentuk hukuman atas aksi pebalap Repsol Honda tersebut. De Puniet mengatakan, kejadian tersebut hanyalah sebuah kesalahpahaman yang sederhana.

"Saya minta maaf tentang apa yang terjadi dengan Casey pada pagi hari tersebut," ujar de Puniet. "Saya sedang menyesuaikan rem, dan saya pikir tidak ada pebalap lain di belakang.

"Kemudian, tiba-tiba saya melihat Casey datang dari belakang dengan kecepatan tinggi, saya berusaha untuk keluar dari lintasan untuk memberikan jalan kepadanya. Tetapi sayang, saya justru menuju ke tempat di mana dia berada.

"Saya minta maaf dan meskipun reaksinya tidak terlalu bagus, bagi saya semuanya sudah berlalu dan saya tidak ada apa-apa dengan dia."

Sementara itu Stoner mengatakan bahwa meskipun dirinya tak senang dengan cara mengendarai de Puniet, tetapi mereka sudah membicarakan kejadian tersebut dalam suasana penuh persahabatan. Alhasil, kini tak ada lagi persoalan.

"Saya pergi dan berbicara kepada Randy, dan dia dengan segera meminta maaf," jelas juara dunia 2007 tersebut. "Saya tentu saja merasa tidak enak, sehingga saya juga meminta maaf.

"Saya masih merasa tidak senang dengan situasi tersebut karena ketika anda melaju dengan kecepatan lebih dari 200km/jam dan orang lain jauh lebih pelan--kurang dari 100km/jam--dan pada saat terakhir mereka melintas di tempat di mana kamu melaju, maka itu bukanlah momen yang menyenangkan.

"Satu-satunya jalan saya harus lewat adalah di sana. Anda tidak melihatnya di film, tetapi dua meter di sisi kananku adalah tepi lintasan dan tembok pembatas, sehingga jika sesuatu terjadi, maka itu tidak akan menjadi pilihan terbaik.

"Saya minta maaf kepadanya, kami sedikit berbicara dan tak ada masalah. Tetapi, kami tetap mendapatkan hukuman akibat peristiwa itu..."

Stoner tampil impresif saat balapan. Pebalap asal Australia ini hanya sempat mendapat perlawanan ketat dari rekan setimnya, Dani Pedrosa, di awal balapan, dan setelah itu dia tak terbendung untuk menjadi juara dan mencatat kemenangan kedua sepanjang musim 2011--kemenangan pertama di Qatar, yang merupakan seri pembuka.

Pedrosa: Saya Tak Pantas Mendapatkan Ini
Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Senin, 16 Mei 2011 | 17:16 WIB
Dibaca: 15436
|
Share:
AFP/JEAN FRANCOIS MONIER Pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa.

LE MANS, KOMPAS.com — Kandidat juara dunia MotoGP 2011, Dani Pedrosa, kecewa dengan kenyataan yang harus dihadapi akibat insiden dengan Marco Simoncelli di GP Perancis, Minggu (15/5/2011). Saat balapan tersebut, Pedrosa bersenggolan dengan Simoncelli dan dia jatuh sehingga cedera patah tulang selangka kanan. Ini adalah cedera baru setelah dia menjalani masa penyembuhan cedera patah tulang selangka kiri enam bulan lalu.

Pedrosa mengawali balapan seri keempat di Sirkuit Le Mans tersebut dengan status pemimpin klasemen sementara. Sejak start, dia langsung mengambil alih kendali lomba dan menjadi satu-satunya pebalap yang bisa bersaing ketat dengan rekan setimnya di Repsol Honda, Casey Stoner, dalam 10 lap pertama.

Padahal, kami sedang dalam proses penyembuhan akibat operasi terakhir dan sekarang harus terluka lagi. Ini sangat tidak adil dan saya tidak pantas mendapatkannya.
-- Dani Pedrosa

Setelah itu, superioritas Stoner, yang akhirnya jadi pemenang, tak tersaingi lagi dan Pedrosa mulai mendapat ancaman dari Simoncelli dalam perebutan posisi nomor dua. Persaingan semakin ketat ketika balapan memasuki lap ke-18 dari total 28 lap. Di tikungan Esses, Simoncelli berusaha menyalip dari sisi luar sehingga terjadilah kontak di mana Pedrosa menyenggol bagian belakang motor pebalap Gresini Honda tersebut.

Kecelakaan tak terhindarkan karena Pedrosa jatuh dan patah tulang selangka kanan, sedangkan Simoncelli terus melaju meskipun akhirnya dinyatakan bersalah sehingga mendapatkan penalti dan menyelesaikan lomba di urutan kelima.

"Saya memiliki sebuah balapan yang bagus dan tujuanku adalah memastikan bahwa bisa naik podium dan saya bakal meraihnya, tetapi ternyata tidak mendapatkan apa-apa," ujar Pedrosa. "Simoncelli menyalip saya, saya kembali melewatinya dan saya berada di jalur yang lebih bagus. Akan tetapi, dia datang dan melewati saya dengan pengereman yang terlambat dan saya tidak bisa melakukan apa-apa."

"Saya pergi dari sini dengan cedera patah tulang selangka dan dia hanya terkena penalti, bagus bagi dia! Padahal, kami sedang dalam proses penyembuhan akibat operasi terakhir dan sekarang harus terluka lagi. Ini sangat tidak adil dan saya tidak pantas mendapatkannya."

Setelah balapan di Le Mans tersebut, Pedrosa langsung berangkat ke Barcelona untuk mengecek kemungkinan apakah sangat perlu untuk menjalani operasi lagi.

Bulan lalu Pedrosa harus dioperasi untuk mengangkat pelat besi di tulang selangka kiri. Keberadaan benda asing itu (pelat besi) ditengarai sebagai penyebab Pedrosa tampil buruk di awal musim karena dia seperti mati rasa saat balapan.

Hasilnya langsung terlihat. Operasi berlangsung sukses dan Pedrosa juga menjadi juara GP Portugal, yang merupakan kemenangan pertamanya pada musim 2011. Tambahan 25 poin di Sirkuit Estoril tersebut membuat dia bisa memangkas poin dengan pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, dengan selisih hanya empat angka.

Namun, akibat kecelakaan di Le Mans ini, Pedrosa harus menerima kenyataan yang sangat pahit. Di samping mengalami cedera baru, dia juga tak mendapatkan poin sehingga jaraknya dengan Lorenzo jauh lagi. Saat ini Pedrosa turun ke posisi ketiga dan berselisih 17 angka dengan Lorenzo, yang pada seri keempat ini finis di urutan keempat.

Sebuah tantangan yang sangat berat bagi Pedrosa untuk menghadapi seri kelima di Catalunya, 5 Juni mendatang. Dengan masa jeda hanya tiga minggu, mungkinkah dia cukup fit untuk bersaing menjadi nomor satu? Yang pasti, Pedrosa tidak mampu mewujudkan rencana untuk melakukan debutnya dengan Honda 2012, yang akan diadakan dalam sebuah tes privat di Jerez, sebelum seri berikutnya.

nsiden Simoncelli-Pedrosa
Rossi: Kali Ini Simoncelli Terlalu Keras
Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Senin, 16 Mei 2011 | 10:43 WIB
Dibaca: 28669
|
Share:
AFP/JEAN FRANCOIS MONIER Pebalap Gresini Honda, Marco Simoncelli (kiri) dan pebalap Ducati, Valentino Rossi, saat sesi kualifikasi GP Perancis, Sabtu (14/5/11). Simoncelli menjadi tercepat kedua, dan berjanji ingin masuk finis saat balapan.

LE MANS, Kompas.com - Valentino Rossi yakin, Marco Simoncelli membalap "terlalu keras" di GP Perancis, Minggu (15/5/11), yang menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan Dani Pedrosa. Insiden tersebut membuat Pedrosa jatuh dan mengalami patah tulang selangka kanan, sedangkan "Super Sic" terkena penalti.

Dia tak memberikan ruang bagi Dani. Datang dari sisi luar, mungkin dia mengerem terlalu keras, tapi juga mungkin terlalu agresif karena Dani tidak memiliki sedikit ruang melakukan sesuatu
-- Valentino Rossi

Sebenarnya, Rossi termasuk orang yang ikut mendukung dan mempertahankan rekannya sesama pebalap Italia tersebut ketika mendapatkan kritik pedas dalam beberapa pekan terakhir--termasuk dari Jorge Lorenzo, yang mengatakan bahwa gaya membalap si jabrik terlalu agresif dan berbahaya. Tetapi setelah melihat peristiwa di Sirkuit Le Mans itu, "The Doctor" menilai Simoncelli terlalu agresif sehingga kecelakaan tersebut tak terhindarkan.

"Saya melihat masalah antara Marco dan Dani hanya satu kali. Tetapi bagi saya, kali ini Simoncelli (membalap) terlalu keras," ujar Rossi, yang naik podium nomor tiga pada seri keempat MotoGP 2011 ini.

"Dia tidak memberikan ruang bagi Dani. Datang dari sisi luar, mungkin dia mengerem terlalu keras, tetapi juga mungkin agak terlalu agresif karena Dani tidak memiliki sedikit ruang untuk melakukan sesuatu.

"Saya pikir itu juga sebuah kesalahan karena saya kira Simoncelli pada bagian balapan itu sedang tangguh, sehingga mungkin tak seharusnya menyalip Dani pada titik pengereman tersebut--tetapi menyalip Dani pada lap berikutnya."

Juara dunia tujuh kali MotoGP ini menambahkan, dirinya sangat bersimpati kepada Pedrosa, yang sedang dalam masa pemulihan cedera patah tulang selangka kiri di Motegi tahun lalu, sebelum cedera lagi di selangka kanan pada balapan tersebut.

"Secara khusus, saya juga sangat prihatin dengan Dani karena cedera yang lainnya ini sangat buruk. Semoga dia cepat sembuh dan beruntung," pungkas mantan pebalap Honda dan Yamaha ini.

Kejuaraan Nasional Karate Wadokai
Karateka Tewas di Tengah Kumite
K21-11 | A. Tjahjo Sasongko | Sabtu, 21 Mei 2011 | 22:22 WIB
Dibaca: 34082
|
Share:
K21-11 Muh.Muslim dilarikan ke RS Bayangkara, Makassar, Sabtu sore (21/5/2011). Muslim meinggal usai menjalani partai final komite 55 dalam kejurnas di Gor Matoangin Makassar.

MAKASSAR, KOMPAS.com — Nasib naas menimpa Muhammad Muslim, peserta Kejuaraan Nasional Karate Wadokai di Makassar, Sulawesi Selatan.

Muslim, kontingen asal Sulawesi Tengah, mengembuskan nafas terakhir seusai mengikuti laga tanding kumite 55 kg kelas 16-17 tahun di Stadion GOR Matoangin, Makassar.

Muhammad Muslim tak bisa meraih mimpinya untuk menjadi salah satu kontingen tim wakado karate-do Indonesia dalam pentas nasional dan internasional. Sebelum meraih trofi sebagai salah satu juara, Muslim mengembuskan nafas terakhir.

Kematian Muslim tak urung membuat para peserta kejurnas sedih. Khususnya rekan-rekannya sesama utusan dari Sulawesi Tengah tak mampu membendung air mata, begitu jasad Muslim tiba di RS Bayangkara.

Bahkan, beberapa di antaranya pingsan dan histeris tak mampu menanggung beban kehilangan. Muslim adalah andalan bagi kontingen Sulawesi Tengah.

Hari ini dalam laga tanding final, Muslim diprediksi akan memenangi pertandingan. Sayang, belum mengangkat trofi, nyawa Muslim pun melayang. Kematian Muslim terbilang cukup tragis.

Menurut Hermansyah, pelatih asal Kalimantan Tengah, dalam laga tanding melawan anak asuhnya, sore tadi, Muslim bermain dengan baik dan stabil. Muslim mampu menahan lawannya dan bermain cukup imbang dengan skor 6-6 di pertandingan final kumite 55 kg kelas 16-17 tahun.

"Wasit pun memberhentikan untuk perpanjangan waktu. Saat mau tanding lagi, tiba-tiba Muslim ambruk di atas matras, " kata Hermansyah.

Kepanikan pun seketika terjadi di ruang tanding. Kata Hermansyah, panitia berupaya memberikan pertolongan pertama. Sayangnya, nyawa pemuda tanggung ini tak dapat tertolong lagi. Meski telah meninggal dunia, panitia tetap membawa jasad Muslim ke RS Bayangkara, Makassar.

Sementara ini, panitia penyelenggaran tak satu pun mau memberikan keterangan kronologis kematian Muslim. Meski menelan korban jiwa, panitia tetap akan melanjutkan kegiatan kejurnas yang sisa sehari lagi.

Kegiatan ini dilaksanakan sejak 20-22 Mei yang diikuti sekitar 400 atlet dari 14 pengurus provinsi wadokai di seluruh Indonesia. Kejurnas dibuka Kapolda Sulselbar Irjen Johny Waenal Usman.

Penyelenggaraan kejurnas mengusung misi penting, yakni melahirkan karateka untuk seleksi tim karate nasional yang akan ikut tanding dalam Kejuaraan Dunia Wadokai yang digelar di Bali pada Oktober.

Selain itu, juga mengirim uji laga tanding karateka yunior mengikuti kejurnas merebut Piala Mendagri dan Mendiknas 2011 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Tyson Berubah seperti Masih Juara Dunia
Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Minggu, 22 Mei 2011 | 06:56 WIB
Dibaca: 69153
|
Share:
DAILY MAIL Mike Tyson dan anak perempuannya datang ke red carpet untuk pemutaran perdana film Warner Bros. "Hangover II" di Los Angeles, Kamis (19/5/11).
Foto:

KOMPAS.com - Mike Tyson sudah gantung sarung tinju sejak sekitar lima tahun lalu. Meskipun demikian, "si Leher Beton" masih bisa tampil dengan fisik yang bagus, layaknya seorang petinju muda dengan postur ideal.

Hal itu dia tunjukkan saat menghadiri pemutaran perdana film Hangover II di Los Angeles, Kamis (19/5/11) lalu. Pria berusia 44 tahun, yang pernah menjadi juara dunia sejati kelas berat ketika masih berusia 20 tahun tersebut, tampil layaknya anak muda yang baru berusia di atas 17 tahun.

Tyson ikut ambil bagian dengan istrinya, penari Lakiha Spicer, dalam Dancing with the Stars versi Argentina--yang dengan jelas memperlihatkan bahwa terjadi penurunan berat badan secara dramatis. Mantan juara dunia kelas berat ini sangat menikmati kesempatan bergoyang bersama istrinya di lantai dansa.

Itu terlihat dari pesan yang ditulis lewat Twitter: "Istriku & saya di Argentina. Malam ini saya sedang berada di acara Dancing w/the Stars versi Argentina."

Menurut Fox News, Tyson akan bergabung dengan 30 selebriti lainnya di acara tersebut, yang disebut Bailando 2011. Penampilannya ini hanya berselang setahun setelah dia menyatakan bahwa dirinya sedang mengalami persoalan finansial.

Dalam sebuah talkshow siang hari The View, Tyson mengatakan: "Saya benar-benar miskin dan hancur. Tetapi saya memiliki kehidupan yang luar biasa, saya memiliki istri yang mengagumkan yang peduli denganku.

"Saya benar-benar bangkrut. Saya punya banyak kesenangan. Itu saja terjadi."

Dia menambahkan: "Saya tidak pantas untuk memiliki istri yang saya miliki, saya tidak pantas mempunyai anak-anak yang saya miliki, tetapi saya lakukan, dan saya sangat berterima kasih."

Bencana Alam
Ancaman lahar Dingin Masih Potensial
Aloysius Budi Kurniawan | Benny N Joewono | Senin, 23 Mei 2011 | 19:58 WIB
Dibaca: 72
|
Share:
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Banjir lahar dingin kembali terjadi akibat guyuran hujan deras di kawasan Gunung Merapi dan salah satu alirannya melewati Kali Code sebagaimana terlihat di Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta, Sabtu (19/3/2011) malam. Warga di tepi sungai tersebut dihimbau untuk mengungsi ke tempat yang aman untuk menghindari timbulnya korban jiwa.

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sampai dengan bulan Juni mendatang, ancaman lahar dingin Merapi masih potensial terjadi di Yogya karta. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta menghimbau warga di sekitar aliran sungai untuk tetap waspada.

Bulan Mei ini sudah masuk musim pancaroba. Meski demikian, di masa peralihan ini karakteristik cuaca masih tidak menentu sehingga hujan masih potensial terjadi.

Karena itu, sampai bulan Juni mendatang, potensi lahar dingin Merapi masih ada, kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta M Riyadi, Senin (23/5/2011) di Yogyakarta.

Untuk mengantisipasi ancaman lahar dingin, setiap tiga jam sekali Stasiun BMKG Yogyakarta selalu menginformasikan perkembangan cuaca kepada jaringan-jaringan radio komunitas di Yogyakarta serta stasiun-stasiun radio. Sehingga, perkembangan terkini lahar dingin dapat terpantau setiap saat dan dapat langsung disebarkan ke masyarakat.

Menurut Riyadi, dibandingkan bulan April lalu, frekuensi hujan di bulan Mei cenderung turun. Selama bulan April lalu, di Yogyakarta berlangsung hujan selama 24 hari, sedangkan selama bulan Mei hujan hanya berlangsung selama tujuh hari.

"Frekuensi hujan bulan ini memang turun, tapi intensitasnya masih relatif tinggi. Sebagai contoh, tanggal 6 Mei 2011 lalu intensitas hujan relatif lebat yaitu mencapai 70,3 milimeter," paparnya.

BMKG memprediksi, musim kemarau akan mulai sekitar awal Juni. Fenomena ini berbeda dengan tahun-tahun lalu karena terjadinya pergeseran musim.

Sementara itu, sama seperti BMKG Yogyakarta, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo juga menghimbau agar masyarakat waspada terhadap ancaman lahar dingin.

Selain itu, karena banyaknya material lepas di lereng Gunung Merapi, maka warga juga masih dilarang melakukan kegiatan pendakian Gunung Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi signifikan, maka status Gunung Merapi akan ditinjau kembali. "Kami minta masyarakat tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemer intah daerah atau menanyakan langsung ke pos pengamatan Gunung Merapi terdekat," ujarnya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by
Berkreasi Dengan Music © 2008 Template by:
SkinCorner