YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sampai dengan bulan Juni mendatang, ancaman lahar dingin Merapi masih potensial terjadi di Yogya karta. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta menghimbau warga di sekitar aliran sungai untuk tetap waspada.
Bulan Mei ini sudah masuk musim pancaroba. Meski demikian, di masa peralihan ini karakteristik cuaca masih tidak menentu sehingga hujan masih potensial terjadi.
Karena itu, sampai bulan Juni mendatang, potensi lahar dingin Merapi masih ada, kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta M Riyadi, Senin (23/5/2011) di Yogyakarta.
Untuk mengantisipasi ancaman lahar dingin, setiap tiga jam sekali Stasiun BMKG Yogyakarta selalu menginformasikan perkembangan cuaca kepada jaringan-jaringan radio komunitas di Yogyakarta serta stasiun-stasiun radio. Sehingga, perkembangan terkini lahar dingin dapat terpantau setiap saat dan dapat langsung disebarkan ke masyarakat.
Menurut Riyadi, dibandingkan bulan April lalu, frekuensi hujan di bulan Mei cenderung turun. Selama bulan April lalu, di Yogyakarta berlangsung hujan selama 24 hari, sedangkan selama bulan Mei hujan hanya berlangsung selama tujuh hari.
"Frekuensi hujan bulan ini memang turun, tapi intensitasnya masih relatif tinggi. Sebagai contoh, tanggal 6 Mei 2011 lalu intensitas hujan relatif lebat yaitu mencapai 70,3 milimeter," paparnya.
BMKG memprediksi, musim kemarau akan mulai sekitar awal Juni. Fenomena ini berbeda dengan tahun-tahun lalu karena terjadinya pergeseran musim.
Sementara itu, sama seperti BMKG Yogyakarta, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo juga menghimbau agar masyarakat waspada terhadap ancaman lahar dingin.
Selain itu, karena banyaknya material lepas di lereng Gunung Merapi, maka warga juga masih dilarang melakukan kegiatan pendakian Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi signifikan, maka status Gunung Merapi akan ditinjau kembali. "Kami minta masyarakat tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemer intah daerah atau menanyakan langsung ke pos pengamatan Gunung Merapi terdekat," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar